Hewan laboratorium atau
hewan percobaan istilah ini sering kita dengar dan tidak asing ditelinga kita.
Sebenarnya apa itu hewan Laboratorium, hewan laboratorium adalah hewan yang
dipelihara dan dapat menempati ruang untuk digunakan sebagai penelitian.
Sebagian peneliti membagi hewan laboratorium menjadi dua kelompok besar yaitu
hewan laboratorium spesies besar dan hewan laboratorium spesies kecil. Contoh
hewan laboratorium spesies besar antara lain anjing, kucing, kambing dan domba,
sedangkan contoh spesies hewan laboratorium kecil yang lazim digunakan antara
lain : Mencit, tikus, hamster, cavia (marmut), gerbit dan kelinci. Pemilihan
hewan laboratorium biasanya didasarkan pada tujuan penelitian yang akan di
lakukan.
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam
melakukan semua aktivitasnya. Mulai denganmakan, minum dan tentu saja tumbuh
maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikankenyamanan kandang
sehingga mampu mendukung kehidupan yang optimal Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan saat akan memuat kandang
termasuk perlengkapannya.
Beberapa prinsip
pemeliharaan hewan laboratorium :
Lingkungan :
- Hewan lab. Sensitif terhadap perubahan temperatur dan kelembaban
- Normal 300 C (mencit, tikus, marmut), 200 C (hamster), 25-280 C (kelinci)
- Ventilasi perkandangan yang baik
- Mengetahui kebutuhan fisiologis masing-masing spesies hewan lab.
- Lingkungan yang tenang
- Kandang harus kering
- Gunakan litter (alas) bisa dari sekam atau serbuk gergaji
- Gunakan kotak plastik ukuran sekitar 60 cm x 50 cm atau lebih besar dengan tutup yang terbuat dari kawat
- Ganti litter selama 1 minggu sekali
- tujuan pengecekana atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk menjaga peforma dan perkembang biakan hewan lab, minimal 95% menngkat dan mampu bertahan sampai dewasa.
- Dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan rutin.
- Kesehatan dan upah serta memiliki pengetahuan dan ilmu yang terkait dengan hewan lab dan diberi pelatihan khusus untuk penelitian-penelitian tertentu.
- Setiap spesies memiliki susunan ransum yang berbeda
- Air minum buat seperti botol dot, harus selalu ada (ad libitum)
Kontrol
manajemen
- berhubungan dengan jumlah yang akan diproduksi, waktu serta sistem perkawinan, persediaan pakan dan pembuangan limbah.
- biasanya tikus yang baru disatukan untuk dikawinkan butuh masa adaptasi sebelum kawin sekitar satu minggu
- Satu jantan efektif bisa mengawini 6-8 ekor betina
- Baiknya kawinkan 2 jantan dengan 8 betina dalam satu kandang besar
- Tikus bisa bunting-beranak selama 3-5 minggu tergantung pakan, sama tingkat kesuburan.
- Kalau sudah beranak jangan pisahkan dengan induk, jangan dipegang-pegang, pisahkan dengan jantan, biarkan terjadi seleksi alam, pakan tidak boleh kekurangan, minum harus cukup.
- Bila anak sudah 4 minggu bisa dipisahkan dari induk dan dipelihara secara berkelompok dengan tikus lain.
- Anak sudah cukup dewasa umur 4 minggu tapi masih belum matang untuk bunting dan melahirkan
- Terbebas dari penyakit
- Permintaan pasar (Germ Free, SPF)
Istilah-istilah yang
sering digunakan dalam hewan laboratorium :
Germ Free
: Bebas dari segala macam mikroorganisme. Yang sering dipakai adalah Cavia,
kelinci dan hamster jarang di pakai karena lebih peka dan lebih cepat mati.
Untuk Fowl yang sering dipakai adalah telur embrio tertunas (TET). Untuk
mamalia yang sering dipakai adalah jenis primata.
Konvensional
: Ruang mikroba flora normal. Dalam tubuh terdapat flora normal tapi tidak
teridentifikasi.
Gnotobiotik
: bisa mengandung satu atau lebih mikroorganisme dan harus tahu mikroorganismenya
dan dapat juga bersifat atau berupa germ free. Untuk tes gnotobiotik dapat
digunakan salmonella dan telur ayam tertunas SPF. Gnotobiotik dapat bersifat
monobiotik, dibiotik dan polibiotik. Bisa germ free bisa juga 1 atau lebih
mkroorganisme dan diketahui mikroorganisme apa saja. Dalam pemeliharaannya,
harus memperhatikan
a.
Ruangan yang steril
b. Udara
didalam lebih tinggi
c.
Memiliki fasilitas pemberian pakan eksternal
d.
Peralatan dan perlengkapan kandang yang steril.
e. Hewan
yang keluar masuk dikontrol
Specific
Pathogen Free (SPF) : Bebas dari patogen spesifik tertentu misalnya research
tentang primata yang digunakan harus bebas dari TBC, contoh lain adalah telur
tertunas dalam pengujian salmonella dan AI. Ada flora normal tetapi bebas
pathogen tertentu.
Produksi
Hewan
gravid tua dibedah secara cesar dalam keadaan steril kemudian di masukan flora
normal tertentu yang sudah diketahui (tidak membahayakan) dalam isolator. Maka
akan terbentuk sistem kekebalan dan dipelihara untuk bebas pathogen tertentu. 2
hal penting yang perlu dimonitoring :
monitor pathogen spesifik yang diinginkan,
bila terjadi kelainan, maka sebaiknya diafkir.à monitor mikroba apa saja yang dimasukkan, SPF à1. kondisi/monitoring mikrobiologi : GN
2.
monitor genetik
Makanan
• Harus
bebas parasit, mikroorganisme dan pathogen
• Harus
di steril sebelum diberikan
• Juga
bebas parasit
•
Sterilisasi pakan : pasteurisasi 70-80O C, autoclave atau membunuh spora.
Pemanasan 134O C dengan temperature singkat.
•
Sterilisasi pakan lebih baik dengan temperature tinggi dan dengan waktu yang
pendek.
•
Menggunakan radiasi, hasil lebih baik namun keamanan yang mengoperasikan harus
diperhatikan.
•
Komposisi pakan, harus ditambahkan vitamin K dan B12, cavia penambahan vitamin
C.
Sumber :
http://ivan-setyawan.blogspot.co.id/2010/09/manajemen-dan-penyakit-hewan.html
https://www.academia.edu/8044993/TATALAKSANA_MANAJEMEN_PERKANDANGAN_AYAM_BROILER_TATALAKSANA_MANAJEMEN_PERKANDANGAN_PADA_AYAM_BROILER_Kandang
https://hardianimalscience.wordpress.com/satwa-harapan/budidaya-tikus-putihmencit-mus-musculus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar