Minggu, 22 November 2015

Cara/Teknik Memelihara Mencit

Hewan laboratorium atau hewan percobaan istilah ini sering kita dengar dan tidak asing ditelinga kita. Sebenarnya apa itu hewan Laboratorium, hewan laboratorium adalah hewan yang dipelihara dan dapat menempati ruang untuk digunakan sebagai penelitian. Sebagian peneliti membagi hewan laboratorium menjadi dua kelompok besar yaitu hewan laboratorium spesies besar dan hewan laboratorium spesies kecil. Contoh hewan laboratorium spesies besar antara lain anjing, kucing, kambing dan domba, sedangkan contoh spesies hewan laboratorium kecil yang lazim digunakan antara lain : Mencit, tikus, hamster, cavia (marmut), gerbit dan kelinci. Pemilihan hewan laboratorium biasanya didasarkan pada tujuan penelitian yang akan di lakukan.
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya. Mulai denganmakan, minum dan tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikankenyamanan kandang sehingga mampu mendukung kehidupan yang optimal Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat akan memuat  kandang termasuk perlengkapannya.
Beberapa prinsip pemeliharaan hewan laboratorium :

Lingkungan : 
  • Hewan lab. Sensitif terhadap perubahan temperatur dan kelembaban
  • Normal 300 C (mencit, tikus, marmut), 200 C (hamster), 25-280 C (kelinci)
  • Ventilasi perkandangan yang baik
  • Mengetahui kebutuhan fisiologis masing-masing spesies hewan lab.
  • Lingkungan yang tenang
  • Kandang harus kering
  • Gunakan litter (alas) bisa dari sekam atau serbuk gergaji
  • Gunakan kotak plastik ukuran sekitar 60 cm x 50 cm atau lebih besar dengan tutup yang terbuat dari kawat
  • Ganti litter selama 1 minggu sekali
Status kesehatan 
  • tujuan pengecekana atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk menjaga peforma dan perkembang biakan hewan lab, minimal 95% menngkat dan mampu bertahan sampai dewasa.
  • Dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan rutin.
Staff
  • Kesehatan dan upah serta memiliki pengetahuan dan ilmu yang terkait dengan hewan lab dan diberi pelatihan khusus untuk penelitian-penelitian tertentu.
Kontrol makan dan minum
  • Setiap spesies memiliki susunan ransum yang berbeda
  • Air minum buat seperti botol dot, harus selalu ada (ad libitum)
Kontrol manajemen
  • berhubungan dengan jumlah yang akan diproduksi, waktu serta sistem perkawinan, persediaan pakan dan pembuangan limbah.
  • biasanya tikus yang baru disatukan untuk dikawinkan butuh masa adaptasi sebelum kawin sekitar satu minggu
  • Satu jantan efektif bisa mengawini 6-8 ekor betina
  • Baiknya kawinkan 2 jantan dengan 8 betina dalam satu kandang besar
  • Tikus bisa bunting-beranak selama 3-5 minggu tergantung pakan, sama tingkat kesuburan.
  • Kalau sudah beranak jangan pisahkan dengan induk, jangan dipegang-pegang, pisahkan dengan jantan, biarkan terjadi seleksi alam, pakan tidak boleh kekurangan, minum harus cukup.
  • Bila anak sudah 4 minggu bisa dipisahkan dari induk dan dipelihara secara berkelompok dengan tikus lain.
  • Anak sudah cukup dewasa umur 4 minggu tapi masih belum matang untuk bunting dan melahirkan
  Kontrol kualitas hewan
  • Terbebas dari penyakit
  • Permintaan pasar (Germ Free, SPF)


Istilah-istilah yang sering digunakan dalam hewan laboratorium :

Germ Free : Bebas dari segala macam mikroorganisme. Yang sering dipakai adalah Cavia, kelinci dan hamster jarang di pakai karena lebih peka dan lebih cepat mati. Untuk Fowl yang sering dipakai adalah telur embrio tertunas (TET). Untuk mamalia yang sering dipakai adalah jenis primata.

Konvensional : Ruang mikroba flora normal. Dalam tubuh terdapat flora normal tapi tidak teridentifikasi.

Gnotobiotik : bisa mengandung satu atau lebih mikroorganisme dan harus tahu mikroorganismenya dan dapat juga bersifat atau berupa germ free. Untuk tes gnotobiotik dapat digunakan salmonella dan telur ayam tertunas SPF. Gnotobiotik dapat bersifat monobiotik, dibiotik dan polibiotik. Bisa germ free bisa juga 1 atau lebih mkroorganisme dan diketahui mikroorganisme apa saja. Dalam pemeliharaannya, harus memperhatikan
a. Ruangan yang steril
b. Udara didalam lebih tinggi
c. Memiliki fasilitas pemberian pakan eksternal
d. Peralatan dan perlengkapan kandang yang steril.
e. Hewan yang keluar masuk dikontrol

Specific Pathogen Free (SPF) : Bebas dari patogen spesifik tertentu misalnya research tentang primata yang digunakan harus bebas dari TBC, contoh lain adalah telur tertunas dalam pengujian salmonella dan AI. Ada flora normal tetapi bebas pathogen tertentu. 

Produksi 
Hewan gravid tua dibedah secara cesar dalam keadaan steril kemudian di masukan flora normal tertentu yang sudah diketahui (tidak membahayakan) dalam isolator. Maka akan terbentuk sistem kekebalan dan dipelihara untuk bebas pathogen tertentu. 2 hal penting yang perlu dimonitoring :
 monitor pathogen spesifik yang diinginkan, bila terjadi kelainan, maka sebaiknya diafkir.à monitor mikroba apa saja yang dimasukkan, SPF à1. kondisi/monitoring mikrobiologi : GN 
2. monitor genetik

Makanan
• Harus bebas parasit, mikroorganisme dan pathogen
• Harus di steril sebelum diberikan
• Juga bebas parasit
• Sterilisasi pakan : pasteurisasi 70-80O C, autoclave atau membunuh spora. Pemanasan 134O C dengan temperature singkat.
• Sterilisasi pakan lebih baik dengan temperature tinggi dan dengan waktu yang pendek.
• Menggunakan radiasi, hasil lebih baik namun keamanan yang mengoperasikan harus diperhatikan.
• Komposisi pakan, harus ditambahkan vitamin K dan B12, cavia penambahan vitamin C.

Sumber : 
http://ivan-setyawan.blogspot.co.id/2010/09/manajemen-dan-penyakit-hewan.html
https://www.academia.edu/8044993/TATALAKSANA_MANAJEMEN_PERKANDANGAN_AYAM_BROILER_TATALAKSANA_MANAJEMEN_PERKANDANGAN_PADA_AYAM_BROILER_Kandang
https://hardianimalscience.wordpress.com/satwa-harapan/budidaya-tikus-putihmencit-mus-musculus/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar