Awal tulisan ini dibuat karena rasa penasaran pribadi saya mengenai jenis2 tikus. Rasa penasaran itu diawali karena saya mau tidak mau harus akrab dengan tikus karena saya memiliki seekor ular sanca batik (reticulates phyton). Saya memelihara ular ini sudah hampir satu tahun.
Makanan utama ular saya adalah tikus untuk tiap satu minggu, paling lama dua minggu sekali saya akan mendatangi pet shop yang sekaligus mengembangbiakkan tikus putih untuk pakan reptil di semarang. Untuk wilayah semarang tidak susah mencari tikus yang dijual untuk pakan reptil, ada beberapa tempat rujukan dimana jual beli tikus kini dijadikan sebagai lahan bisnis. Jadi kurang lebih setahunan ini saya akrab dengan tikus putih.
Saat seorang sepupu saya dari jogja datang mengunjungi saya di semarang, saya sedikit terkejut mengapa dia bisa begitu akrab dengan tikus, bahkan cukup memahami kondisi psikologis tikus. Padahal saya secra pribadi masih sering merasa jijik untuk memegang tikus. Tapi sepupu saya justru terlihat sangat santai. Ternyata dia yang mengambil jurusan farmasi saat ini dia sedang berkutat dengan pengerjaan tugas akhirnya yang meneliti pengaruh minyak jinten hitam terhadap susunan DNA pada tikus yang bergalur ‘Sprague Dawley”.
Tiap hari dia terbiasa membius tikus kemudian menguliti dan membedahnya untuk mengamati hasil analisa sum-sum tulang belakangnya. Saat saya bertanya harga tikus yang dipakainya ternyata harganya berbeda jauh lebih mahal dengan harga tikus yang saya gunakan untuk pakan reptil. Perbedaan ini didasari karena tikus yang digunakan untuk penelitian bisanya harus memenuhi persyaratan ini, Misalnya: keseragaman galur, umur, dan bobot tubuh. Cara pemeliharaannya pun juga sedikit berbeda, lebih diperhatikan masalah kebersihan dan pakannya.
Akhirnya saya mencoba mencari tau lebih jauh apa perbedaan tikus yang saya gunakan untuk pakan reptile saya, dengan tikus yang bergalur.
Sebuah galur atau strain, mengacu pada tikus, adalah sebuah kelompok di mana semua anggota secara genetik identik. Pada tikus, ini dicapai melalui perkawinan sedarah. Dengan memiliki populasi jenis ini, adalah mungkin untuk melakukan percobaan pada peran gen, atau melakukan percobaan yang mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor.
Tikus putih adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat, termasuk dalam keluarga rodentia, sehingga masih termasuk kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan mahluk pengerat lainnya. Tikus (mus musculus) merupakan makanan yang paling digemari oleh reptilia karena kandungan gizinya banyak.
Tikus putih sering digunakan sebagai sarana penelitian biomedis, pengujian dan pendidikan. Kaitannya dengan biomedis, tikus putih digunakan sebagai model penyakit manusia dalam hal genetika. Hal tersebut karena kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan bio-kimia-nya cukup dekat dengan manusia. Tikus putih yang dimaksud adalah seekor tikus dengan seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ekor serba putih, sedangkan matanya berwarna merah jambu.
Ternyata tikus putih alias mencit ini tidak hanya untuk pakan reptil Hewan Peliharaan saja. Tikus yang untuk pakan reptil adalah tikus putih biasa atau tikus afkiran. Permintaan tikus putih untuk penelitian ada spesifikasinya.
Beberapa jenis tikus yang biasa digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut :
Wistar rat
Jenis galur ini dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan penelitian medis. Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu yang strain tikus paling populer yang digunakan untuk penelitian laboratorium. Hal ini ditandai oleh kepala lebar, panjang telinga, dan memiliki ekor panjang yang selalu kurang dari panjang tubuhnya.
Tikus Sprague Dawley
Galur tikus Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galus Wistar. Tikus Sprague Dawley yang merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna digunakan secara ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Tikus jenis ini pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague Dawley (kemudian menjadi Perusahaan Animal Sprague Dawley) di Madison, Wisconsin. Tikus ini biasanya memiliki ekor untuk meningkatkan rasio panjang tubuh dibandingkan dengan tikus Wistar.
Biobreeding tikus
Tikus Biobreeding Diabetes Prone (atau Tikus BBDP ) adalah tikus galur inbred yang berkembang secara spontan autoimun Type 1 Diabetes. Seperti NOD tikus, tikus BB digunakan sebagai hewan model untuk tipe 1 diabetes.
Long-Evans tikus
Jenis galur ini dikembangkan oleh Drs. Long dan Evans pada tahun 1915 dengan menyilangkan beberapa Wistar betina dengan abu-abu liar laki-laki. Long Evans tikus putih dengan tudung hitam, atau kadang-kadang putih dengan kerudung cokelat. Mereka dimanfaatkan sebagai model serbaguna organisme, sering dalam perilaku dan penelitian obesitas.
Zucker tikus
Zucker tikus dibiakkan menjadi model untuk penelitian genetik pada obesitas dan hipertensi. Mereka dinamai setelah Lois M. Zucker dan Theodore F. Zucker, peneliti pelopor dalam studi genetika obesitas. Ada dua jenis tikus Zucker: tikus Zucker ramping, dilambangkan sebagai sifat dominan (Fa / Fa) atau (Fa / fa), dan obesitas khas (atau lemak) Zucker tikus, yang notabene adalah sifat resesif (fa / fa) dari reseptor leptin.
Umunnya penelitian mahasiswa di Indonesia menggunakan galur Wistar. Sekarang ini, usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih sebagai pakan Hewan Peliharaan sudah mulai marak. Hal ini dikarenakan fungsi tikus putih yang beraneka ragam, serta harganya yang semakin mahal. Usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih bisa melalui perusahaan besar yang bertugas mensuplai kebutuhan laboratorium sebuah institusi pendidikan, serta dari usaha perorangan yang melihat bisnis budidaya tikus putih adalah sebuah bisnis yang menjanjikan. Langkah pertama dalam budidaya tikus putih adalah menyiapkan indukan.
seekor tikus untuk sekali melahirkan mampu menghasilkan empat sampai dengan sepuluh ekor anakan, serta hanya memerlukan waktu duapuluh hari untuk masa kehamilannya, usaha budidaya tikus putih akan berkembang dengan sangat cepat. Dan dengan pertimbangan kebutuhan tikus putih yang semakin lama semakin meningkat, menjadikan peternak tikus putih semakin antusias untuk mengembangkan usahanya.
Sumber : https://hembusananginlembut.wordpress.com/2012/02/01/pengetahuan-seputar-tikus/